Perbedaan
Candi Jawa Tengah dan Jawa Timur
·
Pengenalan Candi JawaTimur
Candi di JawaTimur jumlahnya mencapai puluhan,
umumnya pembangunannya mempunyai Ikaitan erat dengan Kerajaan Singasari dan Kerajaan
Majapahit.Berbeda dengan candi-candi Jawa Tengah, selain sebagai monument candi
di Jawa Timur diduga kuat juga berfungsi sebagai tempat pendarmaan dan pengabadian
raja yang telah meninggal.Candi yang merupakan tempat pendarmaan, antara lain,
Candi Jago untuk Raja Wisnuwardhana, Candi Jawi dan Candi Singasari untuk Raja
Kertanegara, Candi Ngetos untuk Raja Hayamwuruk, Candi Kidal untuk Raja
Anusapati, Candi Bajangratu untuk Raja Jayanegara, Candi Jalatunda untuk Raja
Udayana, Pemandian Belahan untuk Raja Airlangga, Candi Rimbi untuk Ratu Tribhuanatunggadewi,
Candi Surawana untuk BreWengker, dan candi Tegawangi untuk Bre Matahun atau Rajasa
negara. Dalam filosofi Jawa candi juga berfungsi sebagai tempat ruwatan raja
yang telah meninggal supaya kembali suci
dan dapat menitis kembali menjadi dewa.Keyakinan tersebut berkaitan erat dengan
konsep “Dewa Raja” yang berkembang kuat di Jawa saat pada masa yang sama.
Fungsi ruwatan ditandai dengan adanya relief pada kaki candi yang menggambarkan
legenda dan cerita yang mengandung pesan moral, seperti yang terdapat di Candi Jago,
Surawana, Tigawangi, dan Jawi.
·
Pengenalan Candi di
Jawa Tengah
Pada abad ke-7
sampai dengan awal abad ke-8, di Jawa Tengah terdapat sebuah kerajaan Hindu
bernama Kalingga. Pada akhir paruh pertama abad ke-8, diperkirakan th. 732 M,
Raja Sanjaya mengubah nama Kalingga menjadi Mataram. Selanjutnya Mataram
diperintah oleh keturunan Sanjaya (Wangsa Sanjaya). Selama masa pemerintahan
Raja Sanjaya, diperkiraka telah dibangun candi-candi Syiwa di pegunungan Dieng.
Pada akhir masa pemerintahan Raja Sanjaya, datanglah Raja Syailendra yang
berasal dari Kerajaan Sriwijaya (di Palembang) yang berhasil menguasai wilayah
selatan di Jawa Tengah. Kekuasaan Mataram Hindu terdesak ke wilayah utara Jawa
Tengah.
Candi di Jawa Tengah
umumnya menghadap ke Timur, dibangun menggunakan batu andesit. Bangunan candi
umumnya bertubuh tambun dan terletak di tengah pelataran. Di antara kaki dan
tubuh candi terdapat selasar yang cukup lebar, yang berfungsi sebagai tempat
melakukan ‘pradaksina’ . Di atas ambang pintu ruangan dan relung terdapat
hiasan kepala Kala (Kalamakara) tanpa rahang bawah. Bentuk atap candi di Jawa
tengah umumnya melebar dengan puncak berbentuk ratna atau stupa. Keterulangan
bentuk pada atap tampak dengan jelas.
·
Perbedaan Candi Jawa Tengah dan Jawa Timur
Candi-candi di Indonesia dibedakan antara Candi
Jawa Tengah dan Candi Jawa Timur.Adapun perbedaan-perbedaan terpenting arsitektur
candi-candi Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu sebagai berikut :
v
Arsitektur candi Jawa Tengah
1.
Bentuk bangunannya tambun
2.
Atapnya berundak-undak
3.
Puncaknya berbentuk stupa
4.
Gawang pintu dan relung berhiaskan kalamakara
5.
Reliefnya timbul agak tinggi dan lukisannya
naturalis
6.
Letak candi di tengah halaman
7.
Bahan candi umumnya terbuat dari batuan desit
v
Arsitektur candi JawaTimur
1.
Bentuk bangunannya ramping
2.
Atapnya merupakan perpaduan tingkatan
3.
Puncaknya berbentuk kubus
4.
Makara tidak ada
5.
Pintu dan relung hanya ambang atasnya saja
yang diberi kepala kara
6.
Reliefnya timbul sedikit saja dan
lukisannya simbolis menyerupai wayang
7.
Letak candi di bagian belakang halaman
8.
Bahan candi umumnya terbuat dari bata
Untuk lebih jelasnya kita bisa melihat
perbedaan candi di Jawa Tengah dengan Di Jawa Timur dengan menggunakan tabel
perbedaan di bawah ini :
No
|
Perbedaan
|
Candi Jawa Tengah
|
Candi Jawa Timur
|
1
|
Bentuk
|
Tambun(pendek, besar)
|
Ramping
|
2
|
Atap
|
Stupa/Ratna
|
Kubus
|
3
|
Ragam Hias
|
Timbul, Natural
|
-
|
4
|
Menghadap Arah
|
Timur
|
Barat
|
5
|
Letak Candi Induk
|
Tengah
|
Belakang
|
6
|
Pintu
|
Relung(kalama kara)
|
-
|
7
|
Bahan Dasar
|
Batu Kali/Batu Andesit
|
Batu Bata
|
Di Jawa Tengah sebagian besar candinya adalah peninggalan kerajaan-kerajaan Budha, namun Candi di Jawa Timur sebagian besar adalah peninggalan Kerajaan-kerajaan Hindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar