Inilah Fakta yang Berhasil Di Dapatkan oleh Curiosity Setelah Setahun Di Mars
Menjalankan misi selama setahun di Mars, kendaraan antariksa Curiosity berhasil mengungkap fakta-fakta. Fakta baru itu beragam, mulai dari yang memberikan tanda pernah adanya kehidupan, memaparkan bahaya hidup di Mars, hingga kemiripan Mars dengan Bumi.
Apa saja fakta-fakta baru yang diungkap Curiosity tersebut? Berikut pemaparannya seperti dirangkum Discovery dan terus diikuti oleh Kompas.com sepanjang misi Curiosity selama setahun terakhir.
Pemandangan Mars Mirip Bumi
Segera setelah mendarat, Curiosity segera mengirimkan foto-foto pertamanya. Salah satu yang mengagumkan diambil pada 8 Agustus 2012, menggambarakan betapa Mars mirip dengan wilayah gurun di Bumi. Melihat foto itu, mungkin saja ada yang berpikir bahwa pendaratan Mars adalah palsu.
Selain foto itu, Curiosity lewat akun Twitter-nya yang dikelola pihak Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) juga memublikasikan foto pertama yang dijepret, foto berwarna pertama, dan foto pertama Mars pada malam hari. NASA mengembangkan panorama 360 derajat Mars.
Foto-foto pertama yang berhasil diambil robot Curiosity. Foto di bagian kiri menunjukkan bayangan Curiosity sementara bagian kanan menunjukkan Curiosity dengan salah satu rodanya. | NASA
Wahana Curiosity menangkap foto pertama Mars pada malam hari pada Selasa (22/1/2013). Obyek fotonya adalah batu "Sayunei" yang sebelumnya telah dicukil. | NASA
Jejak penjelajahan Curisoity pertama dalam foto berwarna. | NASA
Batu Jake Mirip Batu di Bumi
Setelah beberapa minggu berada di Mars, Curiosity mulai menganalisis batu Jake. Hasil analisis mengungkap bahwa batu Jake memiliki kemiripan dengan batu di Bumi, terbentuk lewat peristiwa vulkanik serta memiliki mineral yang juga dimiliki batu di Bumi.
Batu Jake Matijevic di Mars. Analisis oleh dua piranti robot Curiosity menunjukkan bahwa batu ini secara kimia serupa dengan batu di Bumi. | NASA
Tanah Mars Sama dengan Tanah di Hawaii
Pada November 2012, Curiosity telah sampai di wilayah Mars yang disebut Rocknest. Di wilayah itu, Curiosity menganalisis tanah Mars. Diketahui kemudian, tanah Mars memiliki komposisi mineral mirip dengan tanah di Hawaii.
Citra hasil analisis sampel tanah Mars oleh instrumen CheMin robot Curiosity. Analisis menunjukkan, tanah mars memiliki kristal dengan kandungan feldspar, pyroxene dan olivine serta kandungan non kristal. Warna dalam gambar menunjukkan intensitas sinar X, dengan warna merah sebagai yang paling intens. | NASA
Bukti Adanya Air di Mars
Curiosity mengungkap adanya kerikil Mars yang berbentuk melingkar. Ilmuwan yang terlibat proyek Curiosity mengatakan, kerikil tersebut merupakan bukti terkuat adanya air di Mars.
Jejak Aliran Air di Mars yang diambil dengan lensa kamera Mastcam milik Curiosity pada 14 September 2012 dan dirilis oleh NASA pada 27 September 2012. | NASA
Mineral Mars
Analisis pada batu "John Klein" mengungkap bahwa Mars memiliki mineral yang terbentuk dengan keberadaan air. Batu tersebut mengandung mineral tanah liat dan sulfat. Diduga, Mars juga pernah punya sumber air minum.
Riset lain yang dilakukan oleh wahana antariksa Opportunity juga mengungkap bahwa Mars punya air yang bisa diminum. Opportunity dalam observasi di Kawah Endeavour menemukan adanya tanda bahwa Mars punya air dengan pH netral.
Serbuk batu John Klein, bukti keberhasilan pengeboran wahana antariksa Curiosity di Mars. | NASA
Atmosfer Planet Mars
Curiosity mengungkap bahwa dahulu Mars pernah memiliki atmosfer tebal. Namun, karena tak mampu mempertahankan gasnya dari radiasi Matahari, atmosfer planet merah itu perlahan menipis. Hal ini kemudian berpengaruh pada kemampuan Mars mendukung kehidupan.
Sisi Bahaya Mars
Mars memang terkonfirmasi punya air. Namun, Mars juga punya senyawa beracun seperti sulfat yang bila terhirup akan sangat berbahaya, serta perklorat. Belum lagi, radiasi Matahari di Mars yang sangat berisiko bagi manusia.
Fenomena Astronomi
Di samping mengungkap fakta baru, Curiosity juga mengungkap fenomena astronomi menarik di Mars. Misalnya, Curiosity menangkap citra gerhana yang muncul karena Phobos menghalangi Matahari.
Gerhana Matahari oleh Phobos seperti diambil robot Curiosity pada Kamis (13/9/2012). | NASA
Phobos | Wikipedia
Sumber :
Yunanto Wiji Utomo / kompas.com
Jejak penjelajahan Curisoity pertama dalam foto berwarna. | NASA
Batu Jake Mirip Batu di Bumi
Setelah beberapa minggu berada di Mars, Curiosity mulai menganalisis batu Jake. Hasil analisis mengungkap bahwa batu Jake memiliki kemiripan dengan batu di Bumi, terbentuk lewat peristiwa vulkanik serta memiliki mineral yang juga dimiliki batu di Bumi.
Batu Jake Matijevic di Mars. Analisis oleh dua piranti robot Curiosity menunjukkan bahwa batu ini secara kimia serupa dengan batu di Bumi. | NASA
Tanah Mars Sama dengan Tanah di Hawaii
Pada November 2012, Curiosity telah sampai di wilayah Mars yang disebut Rocknest. Di wilayah itu, Curiosity menganalisis tanah Mars. Diketahui kemudian, tanah Mars memiliki komposisi mineral mirip dengan tanah di Hawaii.
Citra hasil analisis sampel tanah Mars oleh instrumen CheMin robot Curiosity. Analisis menunjukkan, tanah mars memiliki kristal dengan kandungan feldspar, pyroxene dan olivine serta kandungan non kristal. Warna dalam gambar menunjukkan intensitas sinar X, dengan warna merah sebagai yang paling intens. | NASA
Bukti Adanya Air di Mars
Curiosity mengungkap adanya kerikil Mars yang berbentuk melingkar. Ilmuwan yang terlibat proyek Curiosity mengatakan, kerikil tersebut merupakan bukti terkuat adanya air di Mars.
Jejak Aliran Air di Mars yang diambil dengan lensa kamera Mastcam milik Curiosity pada 14 September 2012 dan dirilis oleh NASA pada 27 September 2012. | NASA
Mineral Mars
Analisis pada batu "John Klein" mengungkap bahwa Mars memiliki mineral yang terbentuk dengan keberadaan air. Batu tersebut mengandung mineral tanah liat dan sulfat. Diduga, Mars juga pernah punya sumber air minum.
Riset lain yang dilakukan oleh wahana antariksa Opportunity juga mengungkap bahwa Mars punya air yang bisa diminum. Opportunity dalam observasi di Kawah Endeavour menemukan adanya tanda bahwa Mars punya air dengan pH netral.
Serbuk batu John Klein, bukti keberhasilan pengeboran wahana antariksa Curiosity di Mars. | NASA
Kawah Endeavour | Wikipedia
Atmosfer Planet Mars
Curiosity mengungkap bahwa dahulu Mars pernah memiliki atmosfer tebal. Namun, karena tak mampu mempertahankan gasnya dari radiasi Matahari, atmosfer planet merah itu perlahan menipis. Hal ini kemudian berpengaruh pada kemampuan Mars mendukung kehidupan.
Sisi Bahaya Mars
Mars memang terkonfirmasi punya air. Namun, Mars juga punya senyawa beracun seperti sulfat yang bila terhirup akan sangat berbahaya, serta perklorat. Belum lagi, radiasi Matahari di Mars yang sangat berisiko bagi manusia.
Fenomena Astronomi
Di samping mengungkap fakta baru, Curiosity juga mengungkap fenomena astronomi menarik di Mars. Misalnya, Curiosity menangkap citra gerhana yang muncul karena Phobos menghalangi Matahari.
Gerhana Matahari oleh Phobos seperti diambil robot Curiosity pada Kamis (13/9/2012). | NASA
Phobos | Wikipedia
Sumber :
Yunanto Wiji Utomo / kompas.com
www.apakabardunia.com